Selasa, 15 November 2011

Konflik Papua


Koordinator Nasional “Kaukus Papua di Parlemen RI”, Paskalis Kossay, Selasa, mendukung upaya solusi konflik di Tanah Papua dengan pendekatan budaya, dan mendesak penarikan seluruh aparat keamanan dari areal PT Freeport Indonesia di Timika, Papua.
“Kami semakin prihatin dengan kondisi di sana. Karena situasinya semakin tak terkendali. Makanya kami berkesimpulan, tarik seluruh aparat TNI dan Polri dari areal itu, kedepankan pendekatan budaya dan rohani,” tandasnya melalui jejaring komunikasi kepada ANTARA.
Dikatakan, rakyat lebih senang ada pendekatan secara keimanan dengan melalui para pendeta, pastor serta rohaniwan protestan maupun katolik.

Hasil resmi

Paskalis Kossay yang juga anggota Komisi I DPR RI itu, mengungkapkan, kesimpulan dan desakan ini merupakan hasil resmi pertemuan “Kaukus Papua di Parlemen RI” setelah melihat langsung situasi di lapangan, juga berdasarkan masukan banyak pihak maupun aspirasi warga setempat.

“Jelas, kami sungguh prihatin melihat kondisi keamanan di lingkungn PT Freeport Indonesia (PT FI) yang selalu sepertinya menjadi tidak kondusif. Makanya kami usulkan, seluruh aparat keamanan, apakah itu satuan TNI maupun Polri, ditarik dari areal perusahaan pertambangan tersebut,” tegasnya.
Ia menduga, sudah ada pihak-pihak lain yang mempermainkan situasi sehingga menjadi seperti sekarang.
“Warga kami di Tanah Papua jangan dijadikan semakin menderita dengan situasi ini. Tindak kekerasan atau pendekatan keamanan nyatanya tidak berbuah hasil positif, malah sebaliknya,” ujarnya kesal.
Karena itu, sekali lagi Kaukus Papua di Parlemen RI mengingatkan Pemerintah Pusat, agar jangan membiarkan lagi aparat TNI maupun Polri berlama-lama memainkan peran di areal PT FI.
“Ini tidak boleh lagi dibiarkan begitu. Mereka untung sendiri, sementara rakyat Papua semakin jadi korban,” tandas Paskalis Kossay yang juga mantan Ketua DPD I KNPI Papua dan Wakil Ketua DPRD Papua ini.

Kompas.com





Tidak ada komentar:

Posting Komentar